KORDINAT.ID, Bolmut – Pentingnya Gerakan Indonesia Membaca atau GIM di kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) sebagaimana yang dipaparkan oleh Sub Koordinator Fungsi Tata Kelola Direktur PMPK, Catur Budi Santisa, S.E., M.Ak yang mewakili Dirjen KemendikbudRistek pada kegiatan Gebyar Indonesia Membaca di Kabupaten Bolmut, Selasa (30/11/2021).
Ia mengatakan, kondisi dan permasalahan yang melatarbelakangi pentingnya GIM atau Gerakan Literasi Nasional ini merujuk ke data tahun 2020, sebagaimana jumlah penduduk buta aksara usia 15 sampai 19 tahun di Indonesia sebanyak 2,9 juta orang.
“Selain itu, minat baca orang Indonesia baru sekitar 0,001 berdasarkan gasil studi UNDP 2019, dan rata-rata lama belajar penduduk Indonesa yang Laki-laki adalah 8,8 tahun (setara klas 9/ 3 SMP) dan yang perempuan 7,9 tahun (setara kelas 8/ 2 SMP),” paparnya.
Sehingga itu, menurutnya, perlu ditingkatkan pencanangan gerakan literasi ini. Selain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, juga meningkatkan sumberdaya manusia, lebih khusus di Kabupaten Bolmut yang sudah memulainya.
” Data lain menurut penilaian PISA (Program of Internasional Student Assessment), Literasi anak usia sekolah di Indonesia masih rendah. Kemampuan membaca, sains dan matematika anak Indonesia usia 15 tahun masing-masing adalah rangking 73, 71, dan 73 dari 79 Negara,” ungkapnya.
Di sisi lain, lanjutnya, Indonesia sebagai anggota organisasi kementerian dan kebudayaan dunia di bawah PBB (UNESCO) dihadapkan juga pada terget Education 2030 melalui program Sustainable Development Goals (SDG’s) telah disepakati bahwa;
“Pendidikan merupakan Goal ke-4 dari program SDGs, dengan terget, Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, serta mendukung kesempatan belajar seumur hidup/sepanjang hayat untuk semua. Secara khusus ialah Goal 4.6 tentang literasi menargetkan, pada tahun 2030, harus memastikan bahwa semua remaja dan sejumlah orang dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, mencapai kemampuan baca-tulis dan kemampuan berhitung,” terangnya.
Selanjutnya, ia menuturkan jika pengembangan kegiatan literasi masyarakat tersebut berhasil, maka indikator yang bisa dijadikan ukuran kemampuan literasi adalah sebagai berikut;
Pertama, Masyarakat bisa terlibat secara langsung dan mendukung penyelenggaraan program GIM/Literasi di daerahnya masing-masing,
Kedua, Masyarakat dapat dengan mudah dalam memperoleh bahan bacaan dan berbagai sumber pengetahuan dan keterampilan,
ketiga, terbentuknya Komunitas para penggiat Literasi dalam berbagai bentuk dan jenis kegiatan,
Keempat, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan literasi (budaya baca, peningkatan kompetensi/keterampilan, kewirausahaan, seni budaya, olahraga dan sebagainya),
Kelima, Pemerintah Daerah bisa membuat payung hukum penyelenggaraan GIM/Literasi masyarakat (Perbup/Perwako/ Perda).
Demikian ia berharap ada tindaklanjut dari kegiatan Gebyar GIM tersedia, sehingga akan berdampak besar terhadap perkembangan budaya baca dan literasi masyarakat di semua sektor dan jenjang usia (PAUD, anak dan remaja serta orang dewasa).
Svg