KORDINAT | Akurat dan Presisi Akurat dan Presisi
KORDINAT.ID – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) menyebut di wilayah itu sebenarnya tidak terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bolsel, Marwan Makalalag, setelah menanggapi isu kelangkaan pupuk yang terjadi di daerah itu.
“Sebenarnya tidak terjadi kelangkaan pupuk. Tahun 2021 pupuk bersubsidi yang masuk di Bolsel itu: Pupuk Urea 84 ton, SP36 7 ton, NPK 63 ton, ZA 10 ton dan Organik 1 ton. Ini kuota yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara. Kuota ini diberikan per tahun,” ujar Marwan saat dikonfirmasi, Kamis (18/3).
Marwan menjelaskan, setelah kuota pupuk itu tiba di Kabupaten Bolsel, langkah selanjutnya adalah membagi pupuk tersebut di setiap kecamatan. Kata dia, untuk pembagian pupuk per kematan pun mesti dilihat berdasarkan jumlah penduduk.
“Contohnya di Kecamatan Bolaang Uki. Karena di situ banyak jumlah petani, maka lebih besar pembagian pupuk di wilayah itu,” katanya.
Marwan menjelaskan, untuk mendapatkan pupuk bersubsidi, para petani mesti mendaftar di Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (E-RDKK). Sebenarnya kata dia, dalam proses pembelian pupuk bersubsidi bisa dengan cara manual, namun yang menjadi catatan data petani harus masuk dalam E-RDKK, supaya mempermudah dalam proses pembelian pupuk.
“Jika dalam kelompok tani (Poktan) ada anggotanya yang belum masuk dalam E-RDKK, otomatis belum bisa menebus pupuk bersubsidi. Jadi Poktan harus membuat rekomendasi data petani kepada Petugas Penyuluh lapangan (PPL) untuk dimasukkan ke dalam E-RDKK,” tutur Marwan.
Ia menambahkan, saat ini kios pengecer sudah menyediakan pupuk bersubsidi, akan tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti: membuat permohonan pengajuan pupuk kepada ketua Poktan terlebih dahulu, foto lahan yang akan ditanami dan nama pemohon yang harus ada di E-RDKK.
Aprie
