KORDINAT.ID, Bolmut – Di hari kedua Bimbingan Teknis oleh Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Kepala Bidang (Kabid) PAUD, Hilda Potabuga S.Pd, M.Si paparkan pembelajaran strategis dilingkungan Dikbud Bolmut.
Kegiatan yang digelar di Coconut Beach, Desa Boroko Timur tersebut, diketahui merupakan bagian dari program prioritas di lingkungan PAUD di Bolmut.
Pada awal materi, Hilda menyampaikan peran Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota. Dirinya menjelaskan 6 poin penting, diantaranya:
1. Menetapkan dan menugaskan tim pendamping yang terdiri dari pengawas TK, penilik PAUD dan staf yang komponen untuk mendampingi pengurus PKG,
2. Mengkoordinasikan kegiatan pendampingan dengan pengurus PKG,
3. Menetapkan jadwal dan kegiatan pendampingan,
4. Menerima laporan pendampingan dari tim pendamping,
5. Melaporkan penyelenggaraan pendampingan kepada Direktorat PAUD, dan
6. Mempelajari laporan untuk ditindaklanjuti.
Selain itu, Hilda juga memaparkan materi pembelajaran berbasis proyek.
“Apa itu pembelajaran berbasis proyek ?, Pembelajaran berbasis proyek merupakan pendekatan pembelajaran melalui bermain berdasarkan prinsip konstruktivistik (anak membangun pengetahuan baru), inquiry, pemecahan masalah dan pembelajaran terintegrasi”, paparnya.
Dijelaskannya, pembelajaran berbasis proyek dapat dimaknai sebagai kegiatan yang dilakukan oleh anak dengan mengeksplorasi secara mendalam berbagai topik melalui aktivitas berkreasi menggunakan berbagai bahan atau material terbuka.
“Selanjutnya, mengapa pembelajaran berbasis proyek ?, Yakni berfungsi meningkatkan kemampuan memecahkan masalah, melatih anak berfikir fleksibel, melatih berfikir tingkat tinggi, melatih kemampuan berfikir kritis, mengurangi perilaku masalah di kelas, mengembangkan keterampilan sosial dan mengembangkan kemandirian anak”, jelasnya.
Lebih lanjut, Hilda menjelaskan terkait bagaimana pembelajaran berbasis proyek tersebut. Menurutnya, kegiatan dalam pembelajaran berbasis proyek dapat dimulai dari hal sederhana.
“Diantaranya, proyek merawat tanaman yang ada disekitar sekolah, proyek membuat jus buah, proyek merancang kandang untuk binatang ternak, proyek berkreasi membuat bis, proyek membuat buku cerita, proyek eksperimen penyerapan air berwarna oleh bunga, proyek mengamati daun yang ada di halaman sekolah, dan lain-lain”, terangnya.
Kegiatan tersebut diketahui diikuti oleh 20 orang peserta.
(svg)